~ Album Foto berikut detail teknisnya ~
Di Dago Pakar, 1990 - Canon T-70, FD
35-70mm, Program/auto eksposure pada 1/60 atau 1/125s, menggunakan Hoya Softener-A filter,
dan Velbon tripod.

Nindita, 1995 (8 bulan) - Canon EOS 650, EF 35-135mm,
Aperture priority eksposure pada f/5.6
Hampir setiap pagi Nindita dibawa keluar untuk mandi cahaya matahari pagi
sewaktu bayi. Sebelum dibawa keluar, biasanya Nindita bermain terlebih dulu di dalam
boxnya. Saat itu saya melihat cahaya matahari pagi menyinari sebagian wajah Nindita lewat
jendela, memberikan perbedaan kontras yang tajam antara wajah dengan bagian lainnya.

Ekspresi, 1999 - Canon EOS 650, EF 50mm f/1.8, Aperture
priority eksposure pada f/2.0
Saya menggunakan mode Av untuk mendapatkan DoF/ruang tajam sesuai
keinginan. Saat itu saya melihat Nindita putri saya sedang menirukan ibu gurunya bercerita
(dia bercerita kepada boneka Mini mouse di depannya) dengan berbagai macam ekspresi.
Karena saya ingin memisahkan obyek utama dengan background di belakangnya (kursi dan
bantal yang dia duduki), saya menggunakan bukaan maksimum (f/2.0) yang mengakibatkan DoF
menjadi minimum dan membuat background menjadi blur. Pencahayaan alami dari jendela
ternyata sudah mencukupi. Saya fokuskan kamera ke arah mata, kemudian membuat beberapa
seri foto dari arah samping dan depan. Untuk menguatkan efek ekspresi yang berubah-ubah,
beberapa seri hasil foto tersebut kemudian saya gabung menjadi satu.

Beloved Women, 1998 - Canon EOS 50E, EF 50mm f/1.8,
Manual eksposure, 1/60s pada f/4.0, 540EZ flash bouncing ke langit-langit

Chrysler Plymouth di Technogerma, 1999 - Canon EOS 650, EF 24-85mm USM, Manual eksposure pada 1/60 s dan f/4.0,
menggunakan 380EX flash.
Untuk pemotretan dengan flash, biasanya saya menggunakan mode manual.
Karena kamera yang saya gunakan mensupport mode TTL dengan flash, maka saya mengatur speed
secukupnya untuk menghindari efek camera_shake (1/30, 1/60 atau 1/125s tergantung lensa)
dan menset bukaan sesuai keinginan tergantung efek DoF atau cahaya sekitar yang
diinginkan.
Di pameran Technogerma'99 kemarin saya menset kamera pada mode
manual dengan speed 1/60s dan bukaan f/4.0. Menurut pendapat saya saat itu f/4.0 sudah
mencukupi untuk DoF yang saya kehendaki karena saya menggunakan lensa 24-85mm pada ujung
widenya/24mm, dan dengan f/4.0 saya harapkan cahaya sekitar dan background cukup terang
sehingga selain adanya efek "wide" dan dramatik dari obyek utama (mobil Chrysler
Plymouth) juga akan didapat efek berjubelnya pengunjung pada latar/background.

Pelebon Agung Raja Gianyar, 1999 - Canon EOS 650, EF 24mm f/2.8, Aperture priority eksposure pada f/5.6

Di Gedung Sate Bandung, 2000 - Canon EOS 50e, EF 50mm
f/1.8, Aperture priority eksposure pada f/4.0

AB-Three di SLI annual awards night, 2000, Canon EOS
650, EF 80-200 f/2.8L, Manual eksposure pada f/2.8 dan 1/125s

Harimau - KB Ragunan Jakarta, 2001, Canon EOS
650, EF 80-200 f/2.8L, Aperture priority eksposure pada f/4.0

Teratai mekar - Hotel Malya Bandung, 2002, Canon EOS
D30, EF 28-135 IS USM, Aperture priority eksposure pada f/11
HOME | PROFIL | ALBUM_FOTO
| FOTOGRAFI | EDITORIAL
