Review Lensa

HOME

PROFIL

ALBUM_FOTO  Traveling             Album_Keluarga    SunLife_Indonesia  Rekan_&_Sahabat 

FOTOGRAFI     Review_Peralatan  Digital_Fotografi  Review_Buku   Tips_Lainnya    

EDITORIAL    Technogerma'99    Pelebon Agung

 
Saat ini, baru terdapat review/ulasan untuk lensa berikut:

  1. Canon EF 20mm f/2.8 USM
  2. Canon EF 24mm f/2.8
  3. Canon EF 28mm f/2.8
  4. Canon EF 50mm f/1.8 mk1
  5. Canon EF 100mm f/2.0 USM
  6. Canon EF 100mm f/2.8 Macro USM
  7. Canon EF 16-35mm f/2.8 L USM
  8. Canon EF 20-35mm f/3.5-4.5 USM
  9. Canon EF 24-70mm f/2.8 L USM
  10. Canon EF 24-85mm f/3.5-4.5 USM
  11. Canon EF 28-135mm f/3.5-5.6 IS USM
  12. Canon EF 35-135mm f/4.0-5.6 USM
  13. Canon EF 80-200mm f/2.8 L
  14. Canon EF 70-200mm L IS USM
  15. Canon EF 100-300mm f/4.5-5.6 USM
  16. Tokina EF ATX-Pro 28-70mm f/2.6-2.8
  17. Tamron EF 28-200mm f/3.8-5.6 LD IF Super
  18. Tamron EF 90mm f/2.8 SP Macro
  19. Sigma EF 180mm f/3.5 EX Macro HSM
  20. Sigma EF 28-70mm f/2.8 EX DF Aspherical

Untuk melihat karya foto dengan detail teknis yang dibuat dengan lensa tersebut, silakan kunjungi halaman ALBUM FOTO.

 

Lensa Canon EOS EF mount

   L zoom triplets

Canon mengeluarkan 4 tipe lensa berdasarkan kualitasnya untuk seri EF mount (selain lensa khusus seperti tilt&shift, macro, soft focus) yaitu:

  1. kelas A; yaitu kelas paling ekonomis, dirancang hanya bisa digunakan untuk AF (tanpa switch AF/MF). Mulai diproduksi sejak 1988, lensa kelas ini sudah tidak lagi diproduksi sejak 1992 misalnya 35-70 f/3.5-4.5 A, 100-200 f/4.5 A
  2. kelas B1; yaitu consumer lens yang cukup ekonomis, biasanya menggunakan AFD motor, DC motor, atau Mikro USM motor misalnya 35-80, 28-80, 28-80 USM, 35-105 USM, 75-300 USM
  3. kelas B2; yaitu lensa dengan kualitas optik dan bangun yang umumnya lebih bagus dari kelas B1. Menggunakan Ring USM motor, mempunyai 'window scale' untuk jarak dan IR index, misalnya 20-35 USM, 24-85 USM, 28-105 USM, 35-135 USM, 100-300 USM
  4. kelas L; yaitu kelas yang didesain untuk kualitas optik dan bangun optimum. Untuk menggunakan cap kelas L(uxury) ini lensa harus menggunakan salahsatu elemen berikut: ground aspherical glass, Ultra Dispersion/Super Ultra Dispersion glass, atau Fluoryte Crystal glass, umumnya mempunyai bukaan besar dan motor yang dipakai Ring Ultrasonic motor. Semua lensa kelas L ditandai dengan ring/strip merah diujung lensa, dan untuk focal length > 200mm umumnya berwarna beige 'agak putih' dengan alasan warna ini tidak menyerap panas matahari seperti lensa hitam. Contoh lensa kelas ini adalah 17-35L USM, 28-70L USM, 70-200L USM, 300L USM, 400L USM, 1200L USM

Motor dalam lensa Canon EF

Ada 3 tipe motor yang dipakai sebagai penggerak auto fokus elemen. Motor tersebut berbeda dalam bentuk, daya, teknologi yang digunakan, dan biaya pembuatan:

  1. Arc Form Drive/AFD motor. Motor DC putaran elektromagnetik berbentuk melengkung (Arc) mengikuti bentuk tabung lensa digunakan sebagai penggerak elemen auto fokus. Motor ini adalah tipe original dan ekonomis pertama untuk lensa Canon EF, digunakan sejak 1987 dan secara bertahap digantikan dengan motor teknologi baru yang tersedia. Sejak 1991, tidak ada lagi lensa jenis baru yang menggunakan motor tipe ini. Keuntungan motor tipe ini diantaranya kecepatan auto fokus cukup baik dan cukup ekonomis. Kekurangannya adalah cukup berisik sewaktu digunakan, dan tidak mendukung Full Time Manual/FTM focusing. Lensa EF yang menggunakan motor ini diantaranya:
    15mm f/2.8 Fisheye, 24mm f/2.8, 28mm f/2.8, 35mm f/2, 50mm f/2.5 Macro, 135mm f/2.8 SoftFocus
    Tidak diproduksi lagi/discontinued:
    50mm f/1.8 I, 20-35mm f/2.8L, 28-70mm f/3.5-4.5 I, 28-70mm f/3.5-4.5 II, 35-70mm f/3.5-4.5, 35-70mm f/3.5-4.5A, 35-105mm f/3.5-4.5, 35-135mm f/3.5-4.5, 50-200mm f/3.5-4.5, 50-200mm f/3.5-4.5L, 70-210mm f/4, 80-200mm f/2.8L, 100-300mm f/5.6
  2. Micro motor/MM. Motor DC putaran elektromagnetik berbentuk mini (bukan ultrasonic) yang digunakan untuk lensa kelas A dan B1 tertentu, sedangkan versi yang lebih besar dan lebih bertenaga digunakan pada lensa 100mm f/2.8 macro. Keuntungan motor ini adalah sangat ekonomis untuk diproduksi, dan bentuknya sangat kecil. Kekurangannya adalah cukup berisik sewaktu digunakan, kecepatan auto fokus yang relatif lambat, dan tidak mendukung FTM focusing. Lensa EF yang menggunakan micro motor diantaranya:
    50mm f/1.8 II, 100mm f/2.8 Macro, 28-80mm f/3.5-5.6, 35-80mm f/4-5.6 III, 38-76mm f/4.5-5.6, 75-300mm f/4-5.6 II, 80-200mm f/4.5-5.6 II
    Tidak diproduksi lagi/discontinued:
    35-80mm f/4-5.6 I, 35-80mm f/4-5.6 II, 35-80mm f/4-5.6 PZ, 35-105mm f/4.5-5.6, 75-300mm f/4-5.6 I, 80-200mm f/4.5-5.6 I
  3. Ultrasonic/USM Motor. Digunakan pada sebagian besar lensa EF, dan mempunyai karakteristik auto fokus sangat cepat, presisi, dan nyaris tanpa suara. Canon adalah pembuat pertama dan pemegang paten untuk tipe motor ini, dan kini telah digunakan untuk 42 dari 56 lensa Canon EF pada berbagai kelas. Pada dasarnya, tipe motor ini terbagi menjadi 2 yaitu Ring USM dan Micro USM. Ring USM menggunakan sepasang motor berbentuk cincin sebagai penggerak, sedangkan Micro USM menggunakan desain putaran elektromagnetik dengan penggerak mesin ultrasonic mini.
    A. Tipe L-1 adalah motor USM terbesar dan paling bertenaga, Ring USM berdiameter 77mm yang digunakan pada sebagian besar lensa super telephoto dan lensa bukaan besar 50mm f/1.0 USM dan 85mm f/1.2 USM. Motor ini adalah tipe USM yang pertama dikembangkan dan dipasarkan sejak 1987 dan (masih) paling mahal untuk diproduksi karena dilengkapi dengan komponen Electronically Controlled manual fokus. Lensa EF yang menggunakan L-1 Ring USM diantaranya:
    50mm f/1.0L USM, 85mm f/1.2L USM, 200mm f/1.8L USM, 300mm f/2.8L USM, 400mm f/2.8L II USM, 500mm f/4.5L USM, 600mm f/4L USM, 1200mm f/5.6L USM.
    Tidak diproduksi lagi/discontinued:
    28-80mm f/2.8-4L USM, 400mm f/2.8L I USM
    B. Tipe M-1 adalah motor Ring USM berdiameter 62mm. Tipe ini adalah motor USM pertama yang diproduksi secara massal sejak 1990, dan memungkinkan Ring USM motor digunakan pada sebagian besar lensa EF pada berbagai kelas. Motor M-1 Ring USM menggunakan mekanisme manual fokus mekanis (tidak seperti L-1 yang menggunakan mekanisme manual fokus elektronis) sehingga tidak memerlukan daya listrik pada proses FTM focusingnya. Lensa EF yang menggunakan motor M-1 Ring USM diantaranya: 
    14mm f/2.8L USM, 20mm f/2.8 USM, 24mm f/1.4L USM, 28mm f/1.8 USM, 85mm f/1.8 USM, 100mm f/2 USM, 135mm f/2L USM, 180mm f/3.5L Macro USM, 200mm f/2.8L II USM, 300mm f/4L USM, 300mm f/4L USM IS, 400mm f/5.6L USM, 17-35mm f/2.8L USM, 20-35mm f/3.5-4.5 USM, 24-85mm f/3.5-4.5 USM, 28-70mm f/2.8L USM, 28-105mm f/3.5-4.5 USM, 28-135mm f/3.5-5.6 USM IS, 35-350mm f/3.5-5.6L USM, 70-200mm f/2.8L USM, 100-300mm f/4.5-5.6 USM, 100-400mm f/4.5-5.6L USM IS
    Tidak diproduksi lagi/discontinued:
    200mm f/2.8L I USM, 28-80mm f/3.5-5.6 I USM, 35-135mm f/4-5.6 USM, 70-210mm f/3.5-4.5 USM
    C. Tipe Micro USM dikembangkan sejak 1992, dan merupakan motor USM paling ekonomis sehingga memungkinkan motor USM digunakan di sebagian besar lensa kelas B1. Biaya produksi motor Micro USM sekitar 1/5 tipe motor M-1 Ring USM, dan biaya produksi tipe M-1 sekitar 1/3 tipe L-1 Ring USM. Walaupun tidak secepat Ring USM, tipe Micro USM jauh lebih cepat dan tenang dibandingkan tipe motor AFD atau Micro motor. Lensa EF yang menggunakan Micro USM diantaranya: 
    50mm f/1.4 USM, 22-55mm f/4-5.6 USM, 28-80mm f/3.5-5.6 IV USM, 35-80mm f/4-5.6 USM, 55-200mm f/4.5-5.6 USM, 75-300mm f/4-5.6 II USM, 75-300mm f/4-5.6 IS USM
    Tidak diproduksi lagi/discontinued:
    28-80mm f/3.5-5.6 II & III USM, 35-105mm f/4.5-5.6 USM, 75-300mm f/4-5.6 I USM, 80-200mm f/4.5-5.6 I USM

Seluruh lensa dengan motor tipe AFD, Micro Motor, dan Micro USM (termasuk seluruh lensa EF tanpa 'window scale') memerlukan perubahan switch dari auto fokus/AF ke manual/M untuk merubah mode dan menggunakan manual fokus. Lensa dengan motor Ring USM dapat menggunakan manual fokus tanpa merubah switch karena mempunyai fasilitas FTM focusing. Satu-satunya perkecualian adalah lensa 50mm f/1.4 USM yang menggunakan motor Micro USM namun dilengkapi fasilitas 'window scale' dan mekanisme FTM focusing tambahan.
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 20mm f/2.8 USM ef20f28.jpg (2808 bytes)

 

Canon EF 24mm f/2.8 

Saya membeli lensa ini menggantikan lensa 28mm. Walaupun sudah memiliki lensa 24-85mm, lensa 24mm fixed ini mempunyai beberapa keunggulan diantaranya: bukaan maksimum lebih besar, lebih kecil dan ringkas, jarak minimum fokus lebih dekat, dan menggunakan filter 58mm standar Canon. Sewaktu hendak membeli lensa ini, saya sempat melakukan tes perbandingan dengan lensa Sigma 24mm f/2.8 dan Canon 20-35 f/3.5-4.5 USM namun akhirnya memilih lensa ini.

Menggunakan tipe Arc Form Drive/AFD motor untuk auto fokus generasi pertama, kecepatan fokusnya cukup cepat.  Kualitas optik sesuai dengan tipenya (lensa fixed/prime) yaitu sangat bagus, dengan distorsi minimum, kontras dan saturasi warna yang optimum. 

  EOS 650, EF 24mm

Lensa ini bersama dengan lensa 35-135mm merupakan teman ideal untuk perjalanan dan traveling. Cukup ringan, ringkas, dan keduanya menggunakan filter dengan ukuran yang sama dan telah melingkupi rentang 24mm sampai 135mm.

Selain lensa ini, Canon juga membuat lensa 24mm f/1.4L USM yang baru dipasarkan akhir tahun 1998. Tentu saja, perbedaan 2 stop bukaan maksimum dan USM motor membuat lensa kelas L baru ini harganya menjadi sangat mahal.
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 28mm f/2.8 ef28f28.jpg (3089 bytes)

Lensa ini bersama dengan EF 35mm f/2.0 merupakan 'saudara' dari EF 50mm f/1.8 original karena mempunyai konstruksi dan tampak luar yang sangat mirip. Sangat ringkas, kecil, dan ringan. Diproduksi sejak 1987 hingga sekarang, lensa ini merupakan lensa tambahan favorit untuk mereka yang belum mempunyai lensa standar wide angle.

Menggunakan tipe Arc Form Drive/AFD motor untuk auto fokus generasi pertama, kecepatan fokusnya lumayan cepat walaupun agak berisik. Kualitas optik sesuai dengan tipenya; lensa fixed/prime yaitu cukup bagus, lebih tinggi (relatif) dibandingkan dengan standar zoom pada 28mm (misalnya lensa 28-80 atau 28-105). Pada bukaan maksimum f/2.8, kualitas ketajaman dan kontras warna sangat bagus pada bagian tengah frame, tetapi agak soft pada bagian pinggirnya. Dengan menurunkan bukaan 1 atau 2 stop, akan didapatkan kualitas optik ketajaman dan kontras optimum pada seluruh frame. Dengan distorsi minimum, kontras dan saturasi warna yang optimum, jarak minimum fokus hanya 25cm, dan harga relatif murah, lensa ini merupakan pilihan ideal bagi pencinta lensa fixed/prime.

Canon juga memproduksi lensa EF 28mm f/1.8 USM (yang jauh lebih mahal) namun mempunyai USM motor sehingga kecepatan auto fokusnya lebih cepat. Untuk anda yang sering melakukan pemotretan tanpa flash dalam ruangan, mungkin lensa dengan bukaan besar f/1.8 ini akan lebih memenuhi kebutuhan. Karena jarang digunakan lagi, lensa ini akhirnya saya jual dan digantikan dengan EF 24mm f/2.8 yang lebih 'wide/lebar' namun masih tetap kecil, ringkas, dan fleksibel.
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 50mm f/1.8  ef50f18.jpg (2802 bytes)

Lensa Canon EF yang pertama kali saya miliki, dan masih merupakan lensa favorit saya hingga saat ini karena sangat ringkas (kecil dan ringan) dengan kualitas optik optimum. Lensa fixed/prime dengan focal lenght normal termasuk mudah dirancang dan diproduksi, sehingga mempunyai kualitas optik optimum; sangat tajam, tanpa distorsi, dengan kontras dan saturasi warna yang sangat bagus selain harga yang relatif murah dibandingkan lensa lainnya. Lensa ini masih selalu saya gunakan untuk foto sehari-hari maupun untuk mendapatkan efek khusus. Bukaan maksimum yang besar membuat lensa ini cocok dipakai untuk kondisi dengan pencahayaan alami atau seadanya.

Canon memproduksi lensa ini sejak 1987, menggunakan tipe Arc Form Drive/AFD motor untuk auto fokus  generasi pertama. Kecepatan auto fokusnya termasuk lumayan, namun cukup berisik bila anda terbiasa bekerja dengan lensa USM yang sangat tenang. Di tahun 1990 Canon berhenti memproduksi lensa 50mm original, dan menggantinya dengan EF 50mm f/1.8 II (generasi ke-2). Lensa generasi 2 ini jauh lebih murah (merupakan lensa termurah dari Canon dari seluruh seri EF) namun kualitas bangunnya lebih rendah dan dibuat tanpa 'window scale' selain menggunakan Micro motor sehingga kecepatan fokus sedikit lebih lambat dari versi originalnya. Hanya desain dan elemen optiknya tetap dipertahankan sehingga kualitas optiknya tidak berubah antara versi original dan generasi berikutnya.

Selain lensa normal ini, Canon juga memproduksi lensa 50mm f/1.4 USM (bagus, lebih cepat, tetapi mahal) dan lensa ultra cepat 50mm f/1.0 L USM (sangat sangat mahal).

npsfoto2.jpg (36981 bytes)   EOS 650, EF 50mm

Untuk anda yang saat ini hanya mempunyai lensa zoom standar, sangat disarankan untuk mencoba/memiliki lensa tipe fixed normal ini. Anda akan segera dapat merasakan perbedaan kualitas foto (ketajaman, kontras, saturasi warna) yang dihasilkan...
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 100mm f/2.0 USM  ef100f2u.jpg (3448 bytes)

Komentar pertama: lensa ini sangat-sangat tajam! Ketajamannya hampir sebanding dengan lensa fixed 50mm, dengan kontras warna dan 'bokeh' yang lebih bagus.

Rentang short-tele, mulai dari 85mm sampai 135mm memberikan sedikit efek kompresi pada foto yang dihasilkan dan dianggap rentang ideal untuk 'head & shoulder portrait'. Selain itu, bukaan besar akan membuat background menjadi kabur dan memisahkan obyek dari background/latar belakang. Untuk keperluan ini, Canon mengeluarkan 3 versi lensa mereka, yaitu 85mm f/1.8 USM, 100mm f/2.0 USM, dan 135mm f/2.8 SF (soft-focus).

Karena telah lebih dahulu mempunyai lensa fixed lainnya pada rentang 24mm dan 50mm, saya merasa bahwa rentang 100mm lebih memenuhi kebutuhan. Dengan 3 lensa ini,  telah mencukupi untuk hampir seluruh keperluan saya bila akan melakukan pemotretan yang cukup serius sifatnya. Faktor bukaan besar pada f/2.0 merupakan keharusan untuk pemotretan dalam ruangan tanpa flash, dan motor USM yang digunakan merupakan bonus dalam segi ketenangan dan kecepatan proses autofokus - ideal untuk melakukan pemotretan obyek yang bergerak (subyek favorit: anak-anak!).

fam006.jpg (33042 bytes)  EOS 50e, EF 100mm
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 16-35mm f/2.8 L USM  

 

Canon EF 20-35mm f/3.5-4.5 USM 

 

 

Canon EF 24-85mm f/3.5-4.5 USM  ef24-85.jpg (4065 bytes)

Mengapa saya berusaha mempunyai lensa ini? Konsensus umum dari milis Canon EOS user adalah lensa ini (selain EF 28-135 USM IS) merupakan lensa-lensa generasi baru terbaik yang bukan kelas L. Aslinya, lensa ini dipasarkan di awal 1997 bersama Canon EOS IX, kamera APS SLR dari Canon sebagai kit dan setahun kemudian (awal 1998) mulai dipasarkan secara terpisah. Saya mendapatkan lensa ini akhir 1998 lalu dari salah satu toko kamera di Jakarta yang menjual lensa ini masih dengan harga stok lama.

Rentang 24-85 cukup ideal untuk pemotretan dalam ruangan, dan pada 24mm mulai memberikan kesan 'dramatik' pada foto yang dihasilkan. Perbedaan 4 mm pada wide focal length (dari 28 ke 24mm) memberikan perbedaan perspektif yang nyata. Begitu menggunakan lensa ini, saya merasakan tidak begitu penting lagi untuk mempunyai lensa super wide angle (20-35 misalnya) karena hampir seluruh keperluan di rentang wide telah dapat terpenuhi. Menggunakan Internal focus dengan Ring USM motor, kecepatan auto fokus menjadi sangat cepat dan tenang. Ketajaman, kontras, dan saturasi warna sangat bagus pada hampir semua rentang lensa karena lensa ini menggunakan asperis elemen pada desainnya. Distorsi cukup tampak pada rentang wide-end (24-28mm), dan hal ini umum untuk hampir semua lensa zoom. Kualitas bangun sebanding dengan lensa kelas B2 dari Canon lainnya yang saya miliki.

splcan2.jpg (18735 bytes)   EOS 50E, EF 24-85mm USM

Untuk pemotretan dalam ruangan sebagai standar zoom (bersama dengan lensa fixed 50mm f/1.8) lensa 24-85mm ini merupakan pilihan utama saya. (update Agustus 2002 - lensa ini akhirnya saya tukar tambah untuk mendapatkan lensa EF 28-135 IS USM).
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 28-135 f/3.5-5.6 IS USM  

  EF 28-135 distance window
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 35-135 f/4.0-5.6 USM   ef35-135.jpg (4122 bytes)

Saya mendapatkan lensa ini tahun 1995 dari sebuah toko kamera yang menjualnya dalam keadaan bekas/secondhand, untuk melengkapi lensa 50mm yang terlebih dulu saya miliki. Pada saat lensa ini mulai diproduksi (1990) Canon mulai menggunakan desain internal/ rear focusing menggunakan Ring USM motor. Ini membuat kecepatan auto fokus menjadi sangat cepat dan tenang dibandingkan lensa EF generasi sebelumnya. Selanjutnya desain ini digunakan pada lensa kelas B2 dan L berikutnya.

Mempunyai Aspherical elemen pada salah satu bagian lensanya, kualitas optik yang dihasilkan cukup bagus. Pada rentang dibawah 100mm, ketajaman, kontras, dan saturasi warna sangat bagus. Ketajaman sedikit berkurang untuk rentang > 100mm pada bukaan maksimumnya. Kualitas bangun cukup bagus, sebanding dengan lensa kelas B2 lainnya. Rentang 35-135mm umumnya mencukupi untuk travel atau general fotografi.

splcan1.jpg (29926 bytes)   EOS 650, EF 35-135mm USM

Walaupun sekarang lensa EF 35-135 ini agak jarang saya pakai, tetapi masih merupakan lensa favorit bila saya ingin membawa hanya 1 lensa untuk general foto luar ruangan. (update Maret 2000 - lensa ini akhirnya saya tukar tambah untuk mendapatkan lensa EF 80-200 f/2.8 L).
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 80-200 f/2.8 L  ef80-200.jpg (4349 bytes)

Setelah beberapa kali melakukan pemotretan dalam ruangan tanpa flash, saya merasakan semakin pentingnya lensa dengan bukaan besar. Ketiga lensa fixed yang saya miliki saat itu (24, 50, dan 100mm) cukup memenuhi kebutuhan, tetapi kadang kurang fleksibel untuk saat-saat dimana saya tidak dapat melakukan framing dan mencari posisi yang tepat karena terbatasnya kondisi dan waktu.

Pada awalnya, saya agak 'malas' membawa lensa dengan ukuran yang cukup besar dan berat. Tetapi setelah terbiasa, ukuran dan berat tidak menjadi masalah lagi. Setelah terbiasa mendapatkan kualitas optimum dari lensa fixed/prime, saya merasa agak kurang puas dengan hasil yang saya dapatkan dari lensa 100-300mm f/4.6-5.6. Bukaan yang kecil juga menyebabkan lensa tersebut kurang sesuai untuk mendapatkan efek DoF yang sempit/kecil, atau speed tinggi pada pencahayaan seadanya.

Karena itu, sejak pertengahan 1999 saya mulai mencari lensa zoom dengan rentang 70/80-200mm dengan bukaan besar. Ada 3 alternatif lensa yang sempat saya pertimbangkan, yaitu Sigma 70-200 f/2.8 EX HSM, Canon 70-200 f/2.8 L USM, dan Canon 80-200 f/2.8 L. Awal tahun 2000, saya mendapatkan lensa EF 80-200 f/2.8 L setelah melakukan trade-in dengan 2 lensa yaitu EF 35-135 dan EF 100-300. Lensa ini adalah pro mid-telezoom pertama kelas L dari Canon untuk EOS mount, sebelum digantikan dengan EF 70-200 f/2.8 L USM di tahun 1996. Beberapa perbedaan dengan penggantinya diantaranya:
- masih menggunakan AFD motor, versi baru menggunakan USM
- berwarna hitam, versi baru berwarna putih
- tidak/belum kompatibel dengan Canon EF 1.4x dan 2x TC
- ukuran sedikit lebih kecil, namun sedikit lebih berat (1330 vs 1310 gr)

 lenscomp.jpeg (14890 bytes)
Perbandingan ukuran lensa 80-200 f/2.8 L (atas) dengan 70-200 f/2.8L (bawah)

Lensa ini merupakan lensa kelas L pertama yang saya miliki. Bersama dengan lensa 24-85, kedua lensa zoom ini + 1.4x Tamron TC memenuhi hampir seluruh keperluan pemotretan saya.
Kualitas optik yang dihasilkan sangatlah tinggi, faktor ketajaman dan kontras warna hampir sebanding dengan lensa fixed yang saya miliki. Karena menggunakan 3 UD elemen pada desainnya, maka faktor ketajaman dapat dibuat optimal, dan faktor aberasi warna atau 'color fringing' dapat ditekan serendah mungkin. Untuk pembesaran hingga ukuran 10R, hampir tidak bisa dibedakan hasilnya dengan lensa fixed 50mm dan 100mm yang saya miliki. (update Oktober 2002 - lensa ini akhirnya saya jual untuk mendapatkan lensa EF 70-200 f/2.8 L IS USM).

Slifto19.jpg (23180 bytes) EOS 650, EF 80-200 f/2.8L
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 70-200 f/2.8 L IS USM  

Setelah beberapa saat menggunakan lensa dengan fasilitas Image Stabilizer (IS) di consumer zoom 28-135 IS, saya merasakan manfaat fasilitas IS dimana dapat dilakukan proses pemotretan dengan speed rendah tanpa flash (available light) tetapi tetap mendapatkan hasil foto yang tajam. 

   Perbandingan EF 70-200 L IS USM vs EF 80-200 L

Upgrade ke IS atau tidak...?. Sebelumnya, saya tidak merasa perlu untuk melakukan upgrade dengan 70-200 L USM, tetapi adanya fitur IS pada lensa Canon terbaru membuat saya spoiled/tergoda setelah menggunakan fasilitas IS ini - dan akhirnya memutuskan untuk melakukan upgrade ke versi L IS USM.
Komponen IS pada lensa ini adalah generasi ketiga/terbaru, sehingga Canon menspesifikasikan 3 stop speed yang lebih rendah - pada rentang 200mm 95% foto yang dihasilkan tetap tajam pada speed 1/30 detik - handheld tanpa tripod!

   EF 70-200 L IS USM switch

Kualitas optik yang dihasilkan sangatlah tinggi, faktor ketajaman dan kontras warna sebanding dengan lensa fixed. Selain itu, lensa kelas L terbaru dari Canon umumnya telah dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan seperti gasket karet/silikon pada lens mounting yang membuat hubungan lensa - body menjadi tahan air/waterproof. Selain itu bukaan diafragma dengan desain baru berbentuk bulat dari F/2.8 sampai f/5.6, membuat bokeh (out of focus area) menjadi lebih halus gradasi perubahan warna dan kontrasnya. 

   EOS D30, EF 70-200 L IS 
kembali ke awal halaman...

 

Canon EF 100-300 f/4.5-5.6 USM  ef100300.jpg (5709 bytes)

Ini adalah lensa yang 'tidak sengaja' terbeli oleh saya. Desember 1997 sewaktu kebetulan sedang berkunjung ke salahsatu toko kamera untuk membeli film, saya bertemu dengan seseorang yang hendak menjual lensanya. Rupanya pemilik toko sedang tidak men-stok lensa Canon EOS, sehingga tidak dapat membeli lensa tersebut. Oleh pemilik toko kami saling diperkenalkan, dan setelah negosiasi didapat kesepakatan untuk melakukan tes terlebih dahulu sebelum saya membayar penuh. Akhirnya saya membeli lensa tersebut.

Termasuk kelas B2 di seri lensa EF mount dari Canon, lensa ini baik performansi, kualitas optik, maupun kualitas bangunnya lebih tinggi dari 'sepupunya', EF 75-300mm f/4.0-5.6 USM yang termasuk kelas B1. Menggunakan Internal fokus dengan Ring USM motor, auto fokus dari lensa ini termasuk cepat dan tenang (sedikit lebih cepat dari 35-135, dan sedikit lebih lambat dari 24-85). Ketajaman cukup bagus pada rentang 100-200mm, namun agak soft pada rentang lebih besar dari 250mm pada bukaan maksimum. Distorsi sangat kecil dan tidak terdeteksi di seluruh focal length, dengan kontras dan saturasi warna yang bagus. Karena menggunakan internal fokus, maka front elemen tidak berputar sewaktu zooming atau focusing.

slifoto1.jpg (27381 bytes)    EOS 50E, EF 100-300mm

Saya cukup merasa puas dengan performansi lensa ini, dan selalu membawanya bila saya merasa akan membutuhkan focal lenght lebih besar dari 100mm. (update Maret 2000 - lensa ini akhirnya saya tukar tambah untuk mendapatkan lensa EF 80-200 f/2.8 L).
kembali ke awal halaman...

 

Lensa Tokina EF mount

Tokina ATX-Pro 28-70mm f/2.6-2.8  to28-70.jpg (5579 bytes)

Ini adalah lensa kaliber 'profesional' dari Tokina, terbukti dari bukaan maksimum 2.6-2.8 dan akhiran 'Pro' di belakang seri ATX. Awal Oktober 1998 lalu saya mendapat kesempatan untuk melakukan test terhadap lensa ini di akhir minggu. Saya membawa hanya 1 lensa ini ke Taman Safari Cisarua dan Bandung, dan membuat foto sekitar 4 rol di berbagai kondisi dan cuaca hanya dengan lensa ini.

Kesan pertama yang membuat saya kagum dengan lensa ini adalah kualitas bangunnya. Terbiasa dengan lensa 'consumer class' dari Canon yang menggunakan kombinasi bahan plastik dan metal sebagai rangka, saya merasakan lensa ini dengan rangka 'full metal' seperti mempunyai ketahanan bagaikan tank. Mungkin ketahanannya sebanding dengan lensa kelas L(uxury) dari Canon yang juga mempunyai rangka metal. Mempunyai 'push-pull' fokus ring, kita harus menarik atau mendorong fokus ring untuk merubah mode auto fokus/ manual fokus. Menggunakan mikro motor, kecepatan auto fokus dari lensa ini termasuk lumayan (jauh di bawah lensa Canon USM tapi hampir sebanding dengan lensa Tamron, dan jauh lebih cepat dari lensa Sigma) dan tidak terlalu berisik. Panjang lensa tidak berubah dan front elemen tidak berputar selama proses zooming dan focusing. Kualitas optik hampir sebanding dengan lensa fixed/prime, dimana hasil foto menunjukkan faktor ketajaman sangat bagus, distorsi minimum di semua focal lenght (tetapi tetap lebih besar dari lensa fixed/prime), dan kontras warna yang sangat bagus. Saya mendapatkan bahwa saturasi warna lensa ini cenderung lebih 'merah' dibandingkan lensa Canon atau Tamron.

Walaupun demikian, akhirnya saya memutuskan untuk tidak membeli lensa ini pada akhirnya karena:

  1. Lensa ini sangat besar dan berat. Selama 3 hari berkeliling membawa dan merasakan beratnya lensa ini, saya jadi lebih menghargai lensa fixed 28mm dan 50mm yang sangat ringan dan ringkas. Dengan ukuran diameter filter 77mm, juga berarti saya harus membeli set filter baru dimana untuk diameter tersebut harga filter menjadi 2 atau 3 kali lipat dari diameter 58mm.
  2. Rentang focal length yang terbatas. Saya sering mendapatkan bahwa 28-70mm saja tidak mencukupi untuk travel fotografi. Saya berpikir bahwa  sebagian besar focal lenght tersebut dapat digantikan dengan gabungan lensa 28mm + 50mm, atau 28mm + 35-135mm.
  3. Saturasi warna yang cenderung kemerahan merupakan efek yang tidak begitu saya sukai (walaupun ini bersifat sangat subyektif).
  4. Karena merupakan generasi pertama, lensa tersebut tidak kompatibel sepenuhnya dengan EOS terbaru (misalnya 50E atau 500n), namun berfungsi baik pada seri EOS lainnya. Untuk membuatnya kompatibel dengan kamera EOS terbaru, chip/prosesor di dalam lensa harus diupgrade terlebih dahulu.

spltok1.jpg (34331 bytes)  EOS 650, Tokina ATX-Pro 28-70

Seandanyai saya seorang wedding fotografer profesional, versi baru dari lensa ini akan merupakan pilihan pertama saya. Kualitas yang optimum dan harga yang relatif murah (1/3 dari lensa Canon EF 28-70 f/2.8 L) membuat lensa ini menjadi pilihan ideal dan paling ekonomis sebagai substitusi untuk lensa sekelas 'L atau Pro' dari Canon.
kembali ke awal halaman...

 

Lensa Tamron EF mount

 Tamron 28-200 f/3.8-5.6 LD IF Super  ta28-200.jpg (2579 bytes)

Tidak ada lensa yang lebih 'fun', menyenangkan, dan lebih mudah untuk digunakan selain lensa dengan rentang superzoom, seperti 28-200 atau 35-300. Tamron mengeluarkan 2 versi 28-200 f/3.8-5.6, yaitu versi original (1992) dan versi LD IF Super (akhir 1996/awal 1997). Perbedaannya mencakup:

  1. Versi lama tidak menggunakan LD/Low Dispersion elemen, versi baru menggunakan 2 LD elemen. Elemen ini akan membantu agar spektrum warna tidak menyebar pada rentang tele, dengan kata lain performansi versi baru pada focal length 135mm ke atas akan lebih bagus (ketajaman dan kontras warna)
  2. Versi lama memakai front elemen focusing sedangkan versi baru menggunakan IF/Internal Focusing elemen. Dengan versi baru maka proses focusing akan jauh lebih cepat, filter tidak berputar dalam proses zooming/focusing (ideal untuk polarizer atau gradasi filter), dan dapat didesain lens hood dengan tipe bayonet/flower yang lebih efektif.
  3. Minimum focusing distance untuk versi baru sekitar 0.5 - 0.7 m, jauh lebih dekat dari versi lama yang 1.5 m dan cukup ideal untuk memotret bunga atau wajah dari jarak dekat. Karena itu versi baru kadang2 dinamakan versi makro (walaupun bukan 'real' makro).

Karena terobosan2 desain ini, lensa Tamron 28-200 LD IF Super memenangkan Japan CAPA desain award sebagai 'Japan best 1996 lens' dan seterusnya menjadi lensa 28-200 yang paling populer sampai sekarang.

Saya cukup lama menggunakan lensa Tamron 28-200 super ini (Aug '97 - Jan '99) dan menurut saya performansi ketajamannya cukup bagus, kecuali pada rentang sekitar 150-200 mm dimana hasilnya agak 'soft'. Distorsi cukup nyata pada ujung rentang wide dan tele. Selain itu, ada 2 faktor yang (menurut saya) agak kurang dalam pemotretan dalam ruangan dengan flash menggunakan lensa ini:

  1. Bukaan f/5.6 umumnya kurang besar untuk mendapatkan efek cahaya sekitar cukup terang pada film.
  2. Kadang-kadang focal length 28mm (menurut saya) kurang lebar untuk pemotretan indoor dengan banyak orang atau kurang memberikan kesan 'dramatik'

Akhirnya saya lebih sering membawa lensa Canon 50mm f/1.8 dan 24-85 f/3.5-4.5 USM untuk pemotretan indoor, atau 24mm f/2.8 dan 35-135 f/4.0-5.6 USM untuk pemotretan luar ruangan.

spltam1.jpg (18522 bytes)  EOS 50E, Tamron 28-200 Super

Pendapat saya pribadi: lensa Tamron 28-200 LD IF Super sangat berguna untuk keadaan dimana anda hanya ingin membawa 1 lensa. Performansinya cukup bagus terutama pada bukaan optimum f/11 - f/16, agak soft wide open dan pada rentang tele. Auto Focus speed (untuk Canon EOS mount) cukup cepat, tidak secepat Canon USM tapi jauh lebih cepat dari lensa Sigma atau Tokina yang sekelas.
kembali ke awal halaman...

 

Tamron 90mm f/2.8 SP macro  ta90sp.jpg (4219 bytes)

Kelas SP dari Tamron menunjukkan kualitas optik dan bangun dari lensa ini adalah kaliber 'profesional'. Lensa ini merupakan update dari lensa macro Tamron sebelumnya 90 f/2.5, dan selalu mendapatkan hasil review/ulasan yang bagus dari para kritikus. Seorang kawan yang kebetulan mempunyai lensa ini meminjamkan kepada saya hampir selama 2 bulan, sebelum dia pindah ke Surabaya.

Dengan kemampuan magnifikasi maksimum 1:1, lensa ini merupakan pilihan utama para peminat serius makro fotografi selain lensa macro dari Canon atau Nikon. Pada pemotretan makro, area Depth of Field yang dihasilkan sangatlah sempit. Penggunaan Close-Up filter ataupun Extension Tube membuat lensa-lensa standar dapat dipakai untuk pemotretan makro, tetapi hasil yang didapat umumnya tidak optimum (misalnya, daerah tajam hanya area tengah, sedangkan pinggir frame umumnya tidak tajam/soft dan terdapat distorsi).  Selain untuk makro fotografi, lensa ini merupakan lensa ideal untuk pemotretan portrait. Rentang 90mm dan bukaan maksimum f/2.8 membuat latar/background menjadi blur dengan jarak kerja 1 sampai 3 meter.

Kualitas optik lensa ini sangat bagus meliputi faktor ketajaman, kontras dan saturasi warna, dan tanpa distorsi. Kecepatan auto fokus termasuk lumayan (sedikit lebih lambat dari Tamron 28-200) tetapi tidak menjadi masalah karena pada pemotretan makro selalu digunakan manual fokus. Berdasarkan review Practical Photograpy edisi November 1998, kualitas lensa ini sekelas dengan Canon EF 100mm f/2.8 macro dan Nikkor 105mm f/2.8 macro, dengan harga jauh lebih murah.

spltam2.jpg (35565 bytes)  EOS 50E, Tamron SP 90 Macro
kembali ke awal halaman...

 

Lensa Sigma EF mount

 

Sigma 180 f/3.5 EX HSM Macro  

  Sigma 180 distance window
kembali ke awal halaman...

 

Sigma 28-70 f/2.8 EX DF Aspherical  

Sigma 28-70 f/2.8 EX DF Aspherical, adalah lensa keluaran Sigma terakhir untuk normal zoom 28-70 dengan bukaan besar. Pendahulunya adalah 28-70 f/2.8 EX Aspherical (tanpa DF), dan sebelumnya lagi 28-70 f/2.8 (yang versi pertama ini speed AF-nya di kamera Canon sangat lambat).

Optical formula untuk kedua lensa seri EX terakhir adalah sama, perbedaannya seri DF (Dual Focus) proses pemindahan switch dan ring autofokusnya bisa dilakukan baik melalui 'push-pull' focus ring di seluruh posisi ataupun melalui focus switch - lebih memudahkan untuk proses pemindahan AF ke MF. Lensa ini juga merupakan zoom 28-70 f/2.8 terkecil dan teringan dibandingkan dengan merk lainnya. Ukurannya mungkin sebanding dengan lensa Canon 28-135 IS atau Nikkor 24-120.

Build quality cukup bagus, sama sekali tidak ada 'play' di barrel dan mekanisme zoom + fokusnya. Barrel terluar terbuat dari plastik (bukan metal seperti Sigma 180 EX macro) dengan 'crincle finish' yang lebih mirip dengan finishing lensa AF-S Nikkor dibandingkan lensa Canon, dan terasa kokoh. Lensa ini juga lumayan berat dan kalau dilihat dari luar kelihatan rangka dan mekanisme zoom + fokus internalnya terbuat dari metal (terlihat agak mengkilap).

Speed autofokus untuk Canon EF mount cukup cepat, walaupun tidak secepat lensa Canon USM atau Nikkor AF-S - sedikit lebih cepat dibandingkan Tamron 28-200. 

Kualitas optiknya bagus - dari hasil pemotretan saya mendapatkan ketajaman dan kontras warnanya mungkin sebanding dengan lensa Canon 28-135 dan 70-200L (kedua lensa ini merupakan yang terbaik untuk kelasnya). Photodo sendiri memberikan nilai 3,5 untuk lensa Sigma ini, merupakan nilai yang relatif tinggi untuk faktor ketajaman. Berhubung tes yang saya lakukan sendiri belum intensif, sebagian besar pemotretan dengan lensa ini masih di bukaan f/5.6 sampai f/11 yang merupakan bukaan optimum (sweet spot). Kelemahan lensa Sigma (dan pembuat lensa third party lainnya) adalah lapisan coatingnya tidak seintensif lensa Canon kelas L. Efeknya kalau permukaan lensa terluar terkena cahaya langsung, cenderung bisa menimbulkan 'flare' yang nantinya menimbulkan efek ghosting dan mengurangi kontras warna. Untuk mengurangi flare ini idealnya lenshood terus dipakai selama pemotretan. Untuk lensa Canon, hanya lensa kelas L saja yang mempunyai lapisan coating sangat intensif dan relatif tahan terhadap flare.

Sigma juga mengeluarkan lensa 24-70 f/2.8 EX DF Aspherical, tetapi saya tidak berminat membeli lensa ini karena ukurannya relatif besar, menggunakan filter 82 mm (bukan 77mm seperti versi 28-70nya), dan berdasarkan review beberapa pemakai kualitas optiknya tidak sebagus yang 28-70 EX ini.

Karena harga lensa Canon 28-70 f/2.8 L USM dan Nikkor 28-70 f/2.8 AF-S sekitar 3 sampai 4 kalinya, menurut pendapat saya pribadi lensa Sigma ini sangatlah cost-effective sebagai alternatif pengganti kedua lensa tersebut dengan harga jauh lebih ekonomis.

 EF 28-135 IS + Sigma 28-70 EX DF
kembali ke awal halaman...

 
HOME  |  PROFIL  |  ALBUM_FOTO  |  FOTOGRAFI  |  EDITORIAL 

Review di atas berdasarkan pengalaman sebagai seorang pemotret amatir, dan sangat bersifat subyektif. Kritik, saran, dan tambahan informasi untuk tulisan ini ditujukan ke Bambang Suroyo. Terimakasih.